Tanggal 28 Oktober 2014, ketika
santri berlibur MID Semester pertama, beberapa santri yang berasal dari Jogja,
ataupun yang rumahnya jauh di luar pulau Jawa memilih tidak pulang. Mereka
diberi amanah untuk menyiram dan mengurus green house selama sekitar 2 minggu.
Dan dua hari setelah semua santri
pulang ke kampung masing-masing, para santri yang mengurus green house kali itu
berkeinginan untuk memanen sayur-sayuran, ketika melihat sayur-sayuran tersebut
nampak sudah sangat besar. Pagi hari, setelah semua berkumpul, mereka pun mulai
mengambil alat pemotong, seperti gunting, pisau, dan ember yang digunakan untuk
tempat menyimpan sayur-sayuran yang
segar itu.
Bayam merah yang begitu besar dan segar |
Sayur-sayuran ditanam didalam Green House Santri Putri |
Mulai dari bayam hijau, bayam
merah, sawi, dan kangkung. Semua dipotong dan terkumpul dengan jumlah yang
lumayan banyak. Yang menjadi kelebihan dari hasil panen ini, semua sayur-sayuran
tersebut tidak sedikitpun diberi pestisida, sehingga kebersihan, kesehatan, dan
keamanannya terjaga. Walau begitu, pertumbuhan sayur-sayuran tersebut juga
tidak bisa dibilang jika membutuhkan waktu yang jauh lebih lama.
Kangkung |
Bayam hijau |
Pada awalnya, mereka berencana
untuk menjual hasil panen tersebut. Namun karena satu dan lain hal, akhirnaya
mereka memutuskan untuk memasak sebagian sayuran tersebut, dan sebagian
diberikan kepada beberapa ustadz/ustadzah yang menyukai dengan sayur-sayuran.
Semua jenis sayuran yang mereka panen, dibawa menuju asrama yang terdekat
dengan lokasi green house, yaitu asrama blok o. Disana mereka memetik-metik
semua sayuran, yang kemudian sebagian
besar dimasukkan kedalam kulkas untuk diawetkan agar bisa dimasak di hari yang
lain.
Dan disore harinya, mereka
berinisiatif untuk membuat keripik bayam, baik yang hijau maupun yang merah.
Ide ini pun juga dibantu oleh Umi Aini, yang kebetulan sedang ada waktu
membantu mereka dirumah. Setelah adonan tepung, dan lain sebagainya telah siap,
maka mereka pun mulai beraksi untuk menggoreng keripik bayam.
Cukup memakan waktu lama untuk
menggoreng keripik tersebut. Karena menggorengnya bayam satu per satu helai. Namun
hasilnya pun juga memuaskan. Selain rasanya yang unik, bergizi banyak,
ukurannya yang besar pun membuat siapapun yang menikmati pasti akan ketagihan.
Selain itu, keripik bayam tersebut juga diberikan ke banyak ustadz/ustadzah,
baik yang mengajar pertanian maupun tidak.
Panen
pertama kalinya itu menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi para
santri yang mengikuti AKPIS pertanian.
Panen Green House oleh santri putri yang tidak pulang liburan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar